Senin, 22 Februari 2010

SEBUAH PENANTIAN (Episode 4)

Suasana Qatar hari ini terasa sangat panas. Kuangkat keranjang roti yang tersisa sekitar 15 potong roti lagi yang seharusnya ku stor kekedai tetapi kedai tersebut tutup. Terpaksa harus kubawa pulang. Aku berbalik aku ingin bertemu kak Nisha, siapa tau Allah memberi Anugrah dengan memberi kesembuhan pada kak Nisha.

“Khaliya Rhisyab”
“Dokter..” aku menoleh kearah suara yang memanggilku ternyata Joseo menyebut namaku lengkap
“Ada kabar baik untukmu”
“Alhamdulillah..apakah itu Dok” kami berbincang sambil melangkah menuju kamar kak Anisha.
“Liya…”
“Kak Nisha..”
Sesosok kak Nisha bangun berbicara memanggil namaku diatas kursi roda yang ia jalankan sendiri.
“Kak Nisha Alhamdulillah” ke berlari dan kupeluk ia betapa indahnya anugrah Allah.
“Semua ini, berkat Allah mengirimkan malaikat berupa Dokter yang berhasil menyelematkan kakak dari koma” jelas Kak Nisha.
“Terimakasih Dok”
“Ia..berterimakasih lah kepada Allah” ungkapnya
Denan memberikan senyuman tampan dari lesung pipinya kurasakan kebahagiaan itu datang.

* * *

Hari demi hari kesembuhan kak Nisha mulai menunjukkan wujudnya. Aku dan Joseo menjadi lenih sering bertemu kudorong kursi roda kak Nisha
“Kapan saya bisa pulang Dok?” tanya kak Nisha
“Kak Nisha, kaka kan belum sembuu banget mendingan kakak dirawat dulu” ujarku
“Ah….Khaliya” kaka Nisha sambil cemberut
“Siapa bilang boleh pulang? Dan siapa juga yang bilang kamu udah sembuh?” senyum Joseo
“Jadi?” ungkapku
“Kak Nisha boleh pulang. Asalkan kontrol nya rutin. Dan tetap jaga kesehatan dirumah” jelas Joseo.
Senyum kak Nisha dan aku sungguh bahagia. Selendang merah itu pun tambah mempercantik indah wajahnya kak Nisha. Kak Nisha memang cantik. Orang-orang selalu berkata bila gula sudah berubah rasa menjadi asin maka semut tetap akan mengerubunginya. Begitulah kak Nisha, walaupun ia sakit tapi wajahnya yang indah nan berseri tetap membuat kaum Adam jatuh hati.
Minggu lalu saja, Abah kembali menolak lamaran seoranh pria pengusaha minyak pada kak Nisha. Walaupun ia sakit.

* * *

“Dokter Joseo itu baik ya!” uangkap kak Nisha
“Ia… namanya juga Dokter kak.” Jawabku
“Kenapa ya Khaliya… satu aja dari sekian banyak laki-laki yang melamar kakak itu Dokter Joseo.” Lanjutnya
Aku sedikit terdiam mungkin tak sanggup menjawab. Ya Tuhan sebenarnya aku bahagia kak Nisha sembuh. Tetapi, aku tidak ingin Joseo menjadi milik kak Nisha
“Khaliya….?” Ujar kak Nisha mengagetkanku
“i..ia..oh apa kak? Jawabku
“Ih…kamu nih…ngelamun terus….mikirin cowok ya? Kalo mikirin tuh atau nyari yang berkelas dong! Kaya Joseo gitu ..” ungkap kak Nisha meledek dan meninggalkan aku
Kugigit bibir atasku erat-erat …aku merasakan sesuatu yang tidak kuinginkan. Mataku kering, badanku kaku, jantung ini seperti mati
Aku takut kehilangan Joseo

* * *

“Abah …. Dimakan rotinya” ujar Umi
“Tunggu dulu….Abah ingin bicara pada Khaliya” lanjut Abah
Aku duduk disamping kak Nisha entah mengapa kak Nisha menjadi lebih kaku dan tidak seramah dulu. Perasaanku sedikit iri melihat ibu dan Abah terlalu memperhatikan kak Nisha. Ya, mungkin ini akibat hampir 7 tahun kak Nisha tidak bergabung dimeja makan ini.

* * *

“Khaliya, Abah memutuskan untuk menyekolahkan kamu ke Kairo lagi” Ujar Abah
“Apa Bah? Buat apa? Bukankah Khaliya sudah tertinggal jauh pelajaran. Khaliya tidak mungkin sekolah lagi” jawabku
“Itukan masalah gampang Liya. Umi dan Abah punya uang yang cukup untuk memperindah masa depanmu!” cetus umi
“Ia..Liya…terima kasih seharusnya kamu sama Umi dan Abah” lanjut kak Nisha
“Tapi kan…” potongku tetapi Abah memaksa
“Abah sudah pesan tiket untuk penerbanagn ke Kairo hari Minggu. Kamu masih punya 4 hari untuk bersiap-siap” jelas Abah

* * *

Aku hanya diam. Rasanya aku ingin menangis. Aku takut berpisah dari Joseo aku Kairo sedangkan Joseo dan kak Nisha dekat Qatar. Aku takut apa yang aku takutkan terjadi lagi. Tapi, sholat Tahajudku semalam sedikt membuka pintu hatiku untuk bersikap positif.

Kurapikan barang-barang. Biarpun airmata ini hanya bernyanyi dihati saja. Namun, aku merasakan sayap-sayap cintaku patah. Seperti impian & cita-citaku 4 tahun yang lalu. Ketika aku harus meninggalkan Kairo dan kembali ke Qatar meninggalkan Joseo. Itulah dia.

* * *

“Liya..kamu pake baju ku nih, kegedean. Badan mu kan sekarang lebih besar dari aku” ujar kak Nisha
Padahal bukan sekarang saja. Dari dulu bdannya memang langsing.
“Taro aja ntar aku pake” Ungkapku
“Aduh…”
Kenapa kak?”
“Kepalalu pusing..gak tahan…tolong kakak, Liya!”
“Umi…Abah….”teriakku

* * *
NEXT TO episode 5

0 komentar:

Posting Komentar

 

original on me ! Copyright © 2009 Girlymagz is Designed by Bie Girl Vector by Ipietoon